Masa Orientasi Terakhir || STORYLINE #3



Yow~ kembali lagi di blog gue ini, berhubung gue gak ada kesibukan jadi gue sempet nulis ini. senyum, salam, dan sapa tak lupa gue berikan kepada penjelajah blog yang kebetulan lewat atau hanya singgah diblog absurd ini. #STORYLINE, label yang gue buat untuk share pengalaman hidup gue karena dengan berbagi kita akan saling mengenal dengan baik, karena gue pun masih sering baca blog tentang pengalaman orang lain karena "pengalaman adalah guru terbaik" maka dari itu gue akan mencoba untuk selalu belajar dari pengalaman orang lain. selalu ambil nilai positif dari cerita gue ini dan buang yang negatif karena gue selalu mencoba untuk tidak menutup-nutupi kejelekan gue di cerita ini. jadi kalo ada yang gak berkenan dihati pembaca gue Amiee selaku pemilik tunggal blog ini meminta maaf yang sebesar-besarnya karena gue juga cuma manusia biasa yang gak luput dari kesalahan dan lupa. ya langsung aja, silahkan dibaca...

Hari ini adalah hari ke-3 gue berada dipenjara ini, rasa gak betah di pondok masih menyelimuti pikiran gue karena emang gue gak ada sama sekali niatan untuk masuk ke pesantren. mungkin karena gue belum bisa beradaptasi dengan suasana pondok yang masih sangat asing buat gue, bahkan semua wajah orang disini ntah kenapa sama semua dimata gue. sepenggal kata masih teringat ditelinga gue saat salah satu senior gue bilang "nanti saat MOS terakhir juga pada nangis." otak gue terus-terusan bekerja mencari maksud dari kata itu mungkinkah itu berarti siksaan/pemukulan yang dilakukan oleh para anggota OSIS nanti? jam menunjukan pukul 6.30 pagi, gue bergegas memakai sepatu karena takut terlambat maklum aja gue masih belum tau jam masuk disekolah ini. "ayo mie, jalan." seru salah satu temen baru gue dikamar dan temen sebangku gue saat MOS, itu Angga dan gue pun bergegas jalan ke sekolah. udara sejuk pagi masih menyelimuti suasana disini ya walaupun letaknya masih dikawasan Jakarta Barat tapi suasana disini sejuk, jarak antara pondok putra ke sekolah itu sekitar 3-5 menit berjalan santai iya emang deket banget sekolahnya bersebelahan dengan pondok putra. dengan membawa tas dari kardus dan perlengkapan MOS yang gak jelas gue pun duduk ditempat kemarin, bel pun berbunyi dan semua anggota serta pembina OSIS masuk ke kelas gue. mata gue tertuju pada seseorang yang gak asing dimata gue dan bener aja itu adalah suami dari saudaranya Fahri, temen gue. sebut saja Bang Aep orang yang berdiri didepan kelas memberikan sedikit ilmunya kepada semua murid dikelas ini dan salah satu anggota OSIS mulai mengumpulkan barang-barang yang mereka perintahkan, gue pun langsung mengeluarkan barang yang mereka minta. ada 2 barang yang harus gue pegang, yaitu coklat dan satu lagi gue agak lupa gitu pokoknya coklatnya harus gue kasih ke orang yang gue suka disana sedangkan barang yang satunya harus gue kasih keorang yang gue benci. pada dasarnya gak ada orang yang gue benci disana karena gue emang gak kenal mereka semua ya jadi coklatnya gue kasih ke Aiz salah satu senior gue dipondok dan yang satunya gue kasih ke orang yang gue gak tau namanya. 

Acara MOS hampir selesai, semua anggota OSIS mulai menutup acara dan hal yang aneh pun mulai terjadi, otak gue pun langsung bekerja untuk menerka apa yang sebenernya terjadi dimulai dari penutupan acara, bang Aep mulai marah, dan ada sedikit renungan sebelum balik pulang. "bentar-bentar.. ini kok aneh ya?" sepenggal kata yang terlintas gitu aja dipikiran gue pasalnya ini mulai aneh karena gue mulai menyangkut pautkan kata-kata dari senior gue kemarin "nanti saat MOS terakhir juga pada nangis" dan akhirnya gue mulai ngerti ternyata ini maksudnya. jadi semua siswa diminta untuk menundukan kepala dan menutup mata, bang Aep memulai aksinya dengan berkata "coba kalian bayangkan, ketika nanti kalian pulang kerumah dengan semangat dan ternyata ada bendera kuning didepan rumah kalian.. apa yang terjadi bila orang tua kalian meninggal dalam keadaan kalian masih seperti ini. bayangkan." dan seketika suasana kelas mendadak seperti suasana orang yang di rukyah banyak teriakan tangisan yang gue denger dari situ gue mulai senyum dan ketawa, gue mulai mengintip salah satu temen gue, Fahri yang terlihat seperti serius dengan apa yang diomongin bang Aep tapi setelah gue perhatikan lagi ternyata itu bukan air mata melainkan air liur dari mulutnya .. iya.. dia tidur dengan tenangnya disaat suasana kelas mencekam kaya gini. gue gak bisa nahan ketawa gue, jadi gue ketawa cekikikan dengan kepala tertunduk. sekitar 20 menitan gue dan temen dikelas diminta merenung dan akhirnya renungan ini pun selesai dengan wajah merah dari hampir semua siswa dikelas, ntah kenapa gue lucu aja liatnya. dan ada 2 orang yang paling baper setelah kejadian ini, orang itu adalah Adul dan Angga ntah kenapa gue malah kasian ngeliat mereka nangis "gue mau pulang, gue pengen ketemu orang tua gue.'' kata yang terucap berulang dari mereka berdua. dan bener aja, setelah kelas bubar mereka ngajak gue kerumah ustadz buat minta izin pulang dalem hati gue "ini baru 3 hari udah minta pulang gak mungkin bakal diizinin." pintu rumah pun dibuka dan mereka pun menjelaskan maksud mereka datang, bener aja apa yang gue bilang mereka gak diizinin dengan alasan buku izin pulangnya belum dibuat padahal gue tau bukan itu alesannya. tapi gue diem aja berharap mereka berdua ngerti.

Gue pun kembali ke pondok, ganti pakaian seperti biasa, melakukan kegiatan seperti hari sebelumnya, dan membuang peralatan MOS yang gak jelas berharap ketika masuk SMA nanti gue gak bakal pake itu lagi. dibilang capek sih enggak, soalnya dari hari pertama gue gak menggunak otak gue dengan keras ya karena kegiatan disini gak terlalu memaksa jadi gue santai. ada yang berbeda dari kamar gue ini, ada sesosok makhluk asing yang baru gue liat disini dan ternyata itu adalah ketua kamar gue dengan perawakan tinggi, berkulit putih langsat, dan kurus. 'Bang Robi' sebutan yang dia berikan untuk memanggil namanya, orangnya agak pendiem gitu pokoknya dan gue sendiri aja masih belum bisa nebak gimana kepribadiannya cuma satu yang bisa gue simpulkan adalah orang ini terpilih jadi ketua kamar itu berarti orang ini gak bisa dianggep enteng dan itu sebabnya gue gak berani macem-macem ke dia. menurut data yang gue survey dari senior-senior gue, ternyata bibit siswa unggul kebanyakan berasal dari kamar 1 dan itu adalah kamar yang gue huni saat ini, dan gue makin yakin kalo ketua kamar gue ini pasti orangnya tegas dan disiplin terlihat juga dari catatan kecil yang dia buat diatas lemarinya "hari esok harus lebih baik!" sedikit catatan yang gak sengaja gue baca menandakan kepribadian yang sangat menghargai waktu. dan sekarang gue mulai kenal semua anak di kamar gue ini, dan ternyata banyak banget kepribadian yang berbeda dalam satu kamar karena ini juga gue belajar bahwa perbedaan itu bukan suatu permasalahan untuk berteman dan menjalin silaturahmi. karena belum dapet jadwal ngaji aktif dan gue juga pake jasa cuci baju jadi gue cuma santai-santai aja disini, menikmati indahnya sore hari dimasjid dekat pesantren ini. jujur gue emang bukan tipe anak yang suka duduk bersila dalam majelis karena gue ini gak suka tempat ramai. gue lebih suka berdiam diri dimasjid walaupun ngaji gue juga masih berantakan tapi gue suka aja sama suasana dimasjid ini, suasananya tenang, sejuk, dan nyaman juga bahkan gak jarang juga gue liat santri putri lalu lalang kesana-kemari.

Malam minggu disini terasa berbeda dengan malam minggu gue dirumah, biasanya gue malem minggu itu kewarnet, pasang paket begadang terus naikin level sampe pagi. ibarat pecandu narkoba yang sedang direhabilitasi yang merasakan gelisah ketika jauh dari narkoba gue pun mengalami hal yang sama,  gelisah mulai menyelimuti pikiran gue seakan-akan gue gak bisa hidup tanpa koneksi internet tapi inilah pondok pesantren dimana tujuannya menjadikan seorang anak agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. gue pun terus mencoba menahan rasa gelisah gue ini, meski gejala orang gelisah mulai datang seperti jantung mulai berdebar cepat, berkeringat, dll. dan setelah gue sholat isya dimasjid gue pun kembali ke 'penjara', ganti pakaian, terus ambil piring buat makan. dan menurut gue hari ini adalah hari yang spesial karena setelah gue kembali dari dapur ternyata ada sebuah benda yang udah gak pernah gue liat semenjak disini, dan benda itu adalah TV mungkin udah kebiasaan disini kalo malem minggu disediain TV tujuannya mungkin biar santri gak jenuh karena setiap hari yang diliat orang-orangnya itu-itu aja. kebetulan otak gue ini mulai kosong akan berita-berita dari dunia luar jadi selesei makan gue langsung nonton TV, agak risih juga ya karena TVnya bisa dibilang 'mini' tapi penontonnya banyak rebutan acara pasti terjadi tapi yang terkuat yang bakal menang jadi gue cuma ngikut nonton aja ya walaupun cuma sebentar tapi menurut gue cukuplah buat ngisi kekosongan dan berhubung gue capek banget jadi gue putuskan untuk langsung tidur dikamar. walaupun gue punya kasur sendiri tapi gue sering tidur dikasur orang, alesannya sih kasur tetangga lebih enak dari kasur sendiri. dan seperti biasanya, suara-suara alarm pagi mulai terdengar gue pun ditarik bangun dari tempat tidur langsung diminta ganti pakaian terus jalan kemasjid dan gak jarang juga ketika dzikir shubuh gue tidur. behubung ini minggu jadi seluruh santri gak ada jadwal ngaji mungkin bisa dibilang 'dibebaskan' karena emang santri boleh keluar bebas gitu, ketika gue mau nerusin mimpi indah gue datang lah sebuah teriakan "mie! ayok ikut! lo mandi dulu gidah!" suara Angga yang masih pake anduk sambil megang gayung. dan gue pun mandi, selesai mandi ternyata dia ngajak gue main sepak bola.. salah satu olahraga yang paling gue benci alesannya sih karena gue emang gak bisa main bola walaupun gue tau teori dan cara mainnya. ya karena dia ini adalah temen pertama gue dipondok ya gue ikut aja, gue langsung dibawa ke lapangan sekolah dan yang bikin gue nyaman adalah disini itu gak ada yang namanya istilah senior dan junior jadi semuanya gabung main walaupun pada gak kenal tapi asik-asik aja bahkan gue yang notabenenya gak bisa main pun masih dimaklumi.

Selesai main sepak bola mulai terbesit niatan gue buat main warnet tapi apa daya gue yang gak tau daerah sini. gue mulai cerita ke salah  satu temen gue "gila, lagi pengen banget maen warnet nih.." dan kebetulan dia punya niatan yang sama jadi gue diajak ke warnet yang menurut gue lumayan rumit jalannya karena masuk gang-gang kecil dan gue juga punya ingatan yang buruk dalam mengingat jalanan, jadi gue gak inget jalannya. gue terus ikutin dia dan sampai lah disalah satu warnet, gue langsung bikin billing terus main dan gue buka semua tab sosial media gue agak aneh mungkin karena temen gue pada belum ada facebook. gue pertama bikin akun facebook ketika gue kelas 3 SD karena gue ini tau caranya ya gue ajarin aja mereka buat akun. gue main juga gak lama cuma 1 jam, karena gue ini masih anak baru jadi takut ketauan gitu ketika billing abis gue pun kembali kepondok dan terlihat temen gue nunggu gue didepan warung yang biasa disebut WL. "lo pada dari mana?" tanya doi dengan penasaran dan gue jawab aja "biasa lah, masuk dunia virtual." dia pun langsung paham dan minta gue balik lagi ke warnet buat ngajak dia. "ah sialan lo mah, gue udah balik gini. males ah gue, lo aja gidah sendiri kesono" jawab gue dengan nada agak kesel gitu. mungkin bisa dibilang nakal untuk ukuran anak yang baru masuk dilingkungan ini, tapi itulah kebiasaan gue yang sulit buat dihilangkan pusing kepala gue kalo gak terkoneksi internet. mingu pagi yang menyegarkan bagi gue, meski pun cuma 1 jam tapi cukup lah buat ngilangin kepenatan gue dipondok dan yang gue denger kabarnya tiap hari minggu pengurus pondok nyediain TV di aula depan ya jadi gue langsung ke aula nonton channel Indobiar karena tiap minggu pagi tayangannya kartun semua. minggu pertama gue dipondok dan kayanya gue mulai betah dipondok.. gue menghabiskan hari minggu pertama gue dipondok ini dengan aktivitas biasanya, bedanya cuma dihari minggu gak ada jadwal ngaji jadi gue gak terlalu capek. ntah apa yang menunggu gue esok hari pertama sekolah.. so, tunggu cerita selanjutnya..

Kritik, saran serta masukan masih diperlukan. gue Amiee mengucapkan.. sampai jumpa dipostingan gue selanjutnya.
Masa Orientasi Terakhir || STORYLINE #3 Masa Orientasi Terakhir || STORYLINE #3 Reviewed by a on 14:42:00 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.